8.10.07
The War Crime Of the Jews
Semua mata dunia khususnya negara islam kini dipaksa melihat pemandangan menjijikkan :(, pemandangan yang menggambarkan ketidakmanusiaan dan kebejatan moral para penghuni surga dunia; bangsa-bangsa keturunan bani ishaq dan bani israel. Yakni bangsa yang dianugerahkan Allah swt sebagai pencipta semua makhluk dengan berbagai kelebihan dan kekuatan yang membuat mereka unggul dari ras lainnya. Namun, bukan karena bermacam-macam anugerah tersebut yang membuat mereka terkenal dunia dan akherat, namun keingkaran dan kesyirikannya pada Tuhan serta kekejaman, keberingasan, kebejatannya terhadap makhluk lainnya lah yang menjadikannya sedemikian.
Akibat berbagai tindak dan praktek kejahatan mereka, ribuan rumah kini kehilangan penghuninya diakibatkan kerena banyaknya diantara saudara kita yang mendekam di neraka dunia yang berhasil mereka ciptakan, ribuan anak kini sedang duduk termangu memikirkan tempat bermainnya sebab hampir semua wilayah disana bisa dikatakan lubang maut;ratusan ranjau siap menghibur mereka dengan luapan letusan yang mampu membuyarkan tubuh mereka, kekokohan dan kemulian masjidil Aqsa kini terancam, ribuan mujjahid pelindungnya kini lenyap di telan panasnya peluru mereka, ribuan saudari kita telah kehilangan kehormatannya, ratusan bagian tubuh menjadi perhiasan bumi, yang berserakan memenuhi dinding dan jalan-jalan kota, darah segar menganak sungai membasahi tanah suci; tanah yang disucikan dengan perjuangan para nabi dan rasul terdahulu; tanah tujuan Rasulullah saat Isra' wa Mi'raj; tanah yang di do'akan para malaikat; tanah yang menyaksikan secara langsung kehebatan pasukan muslim menumpas tentara salib yang telah membunuh umat muslim dengan pedang-pedangnya tanpa ampun; tanah yang mampu memberikan rasa aman bagi ketiga penganut agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi); tanah yang dijanjikan tempat berlangsungnya perang armageddon (Perang terakhir sekaligus perang dari semua perang umat muslimin dengan kaum Kuffar yang insya allah akan dimenangkan oleh kita, umat Muhammad saw).
||| Disini akan dijelaskan serangkaian sejarah panjang yang menghiasi perlakuan kejam umat Yahudi dan bangsa barat terhadap umat muslim ;
Sultan Abdul Hamid, Khafilah Kerajaan Islam Usmaniah, ditawari [baca : disogok] 150 juta uang emas Inggris dan pelunasan semua utang kerajaan Khalifah Usmaniah. Selain itu, Inggris mendirikan satu pasukan armada tentera laut untuk kerajaan Khalifah Usmaniah, membangun Universitas Usmaniah di Baitulmaqdis dan memberikan dukungan politik kepada Sultan Abdul Hamid di Eropa dan Amerika.
Kerajaan Islam Usmaniah walaupun berada dalam keadaan yang parah pada saat itu, namun keimanan yang masih kental di dalam hati Khalifah mendorong Sultan Abdul Hamid memberikan jawaban: ''Saya tidak bisa mentolerir walaupun sejengkal dari bumi Palestina, karena itu bukan milik saya, tetapi milik umat Islam yang telah berperang dan mengorbankan darah untuk mendapatkannya... Sekiranya kamu membayar kepada saya dengan seluruh emas yang ada di atas muka bumi ini sekalipun, saya tidak akan izinkan kamu mengambil bumi Palestina''.
Allah berfirman yang artinya: ''Sungguh engkau Ya Muhammad akan mendapati manusia yang lebih keras sekali permusuhannya kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang Yahudi dan orang musyrik...'' (QS al-Maidah: 82). Ayat ini adalah peringatan Allah agar berhati-hati terhadap rencana jahat musuh-musuh Islam.
Sesungguhnya Islam adalah agama yang menganjurkan kedamaian, keamanan, dan persatuan. Islam tidak membedakan manusia berdasarkan warna kulit, kedudukan, pangkat, dan kasta. Islam menganggap semua manusia adalah sama. Yang membedakan mereka hanyalah derajat takwa. Bahkan dalam sistem pemerintahan Islam, orang kafir yang menjadi rakyat hendaklah diperlakukan adil. Harta mereka tidak boleh dirampas dan harga diri mereka tidak boleh dinodai. Hak mereka mesti diberikan. Siapa yang membunuh atau mencuri harta mereka mesti dituntut di pengadilan dan dijatuhi hukuman.
Inilah ajaran Islam. Sayangnya, sejarah membuktikan bahwa pada saat Islam berkuasa orang kafir diberikan hak-haknya, sebaliknya ketika orang kafir yang berkuasa hak umat Islam tidak diakui. Bahkan umat Islam ditindas, dipenjara dan dibunuh.
Ketika tentara salib menyerang dan menaklukkan Baitulmaqdis pada 492 Hijriah, mereka melakukan kekejaman di luar batas kemanusiaan. Membunuh lebih dari 70.000 orang Islam di Masjid Al-Aqsa.
Mereka juga merampas harta milik Masjid Al-Aqsa dan Masjid Sahrata, yaitu emas dan perak yang bernilai jutaan ringgit (miliaran rupiah). Mereka seperti lupa akan perlakuan yang baik dari pemerintah Islam sejak Baitulmaqdis dibebaskan oleh Saidina Umar Al-Khatab pada tahun ke-15 Hijriah. Sejarah selalu berulang dan umat Islam sering menjadi korbannya. Dalam Alquran surah al-Anfal ayat 60, Allah memerintahkan kepada umat Islam agar selalu siap menghadapi musuh.
Musuh-musuh Islam
Pertanyaannya adalah, siapakah yang dikatakan musuh Islam itu? Sebenarnya Islam mempunyai banyak musuh. Mulai dari iblis yang dilaknat Allah sampai manusia yang kufur dan munafik. Allah memberitahu kepada umat Islam bahwa di kalangan manusia, mereka yang sangat memusuhi Islam adalah orang Yahudi.
Siapakah orang Yahudi ? Mereka sebenarnya dari keturunan mulia, bahkan sebagian besar nabi dan rasul diutus oleh Allah dari bangsa ini. Kaum Yahudi atau Bani Israel adalah anak cucu Asbat, yaitu 12 anak Nabi Yakub AS. Nabi Yakub yang juga dikenal sebagai Israel (dalam bahasa ibri, yaitu bahasanya orang Yahudi, Israil artinya dalam bahasa arab: Abdullah, maksudnya adalah hamba Allah) adalah anak dari Nabi Ishak dan keponakan Nabi Ismail serta Nabi Ibrahim (maka Yahudi mengakui kenabian Nabi Ibrahim, Nabi Ishak. Tapi mereka tidak mengakui kenabian Nabi Ismail dan Nabi Muhammad walaupun Nabi Muhammad juga merupakan keturunan Nabi Ibrahim melalui Nabi Ismail). Ini menunjukkan bahwa kaum Yahudi adalah dari keturunan manusia terpilih di sisi Allah.
Mereka menganggap bahwa bangsa lain lebih hina dari anjing dan babi, bahkan membunuh bangsa lain khususnya umat Islam, tidak merupakan satu kesalahan dan tidak berdosa. Sejarah mencatat, kebanyakan nabi dari kalangan Bani Israel ditentang oleh bangsanya sendiri. Nabi Musa dan Harun berkali-kali dikhianati oleh bangsa Yahudi.
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya dibunuh oleh mereka. Nabi Isa juga coba dibunuh, tetapi diselamatkan oleh Allah. Bahkan, kaum Yahudi juga pernah menumpahkan darah 300 nabi dari kalangan bangsa mereka sendiri. Setiap kali diutus kepada mereka seorang nabi, hanya segelintir dari kalangan mereka yang beriman.
Begitu juga apa yang terjadi dengan Nabi Muhammad SAW. Sejarah juga meriwayatkan bahwa kaum Yahudi sebenarnya telah berusaha membunuh Nabi Muhammad SAW sebelum Baginda diangkat menjadi rasul. Namun, usaha mereka tidak berhasil.
Setelah kerasulan Nabi Muhammad SAW, kaum Yahudi pernah coba menghantamkan batu besar ke atas kepala Baginda, menghadiahkan daging beracun, dan meminta bantuan tukang sihir semata-mata untuk membunuh utusan Allah ini. Semua usaha jahat tersebut menjadi bukti jelas bahwa mereka sebenarnya sangat memusuhi Islam, walaupun mereka sebenarnya tahu bahwa Islam itu benar.
Kejahatan kaum Yahudi tidak berhenti pada zaman Rasulullah SAW, bahkan berkelanjutan dari zaman ke zaman sampai hari ini. Pada 1897, satu persidangan diadakan di Basle, Swiss, untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina. Untuk merealisasikan impian tersebut, mereka mendirikan gerakan Zionis yang diketuai Abdul Hamid. Mereka berencana akan memberi suap kepada Sultan Abdul Hamid agar diberikan izin untuk membangun lokalisasi Yahudi.
Sultan Abdul Hamid ditawari 150 juta uang emas Inggris dan pelunasan semua utang kerajaan Khalifah Usmaniah. Selain itu, mereka mendirikan satu pasukan armada tentera laut untuk kerajaan Khalifah Usmaniah, membangun Universitas Usmaniah di Baitulmaqdis dan memberikan dukungan politik kepada Sultan Abdul Hamid di Eropa dan Amerika.
Kerajaan Islam Usmaniah walaupun berada dalam keadaan yang parah pada saat itu, namun keimanan yang masih kental di dalam hati Khalifah mendorong Sultan Abdul Hamid memberikan jawaban: ''Saya tidak bisa mentolerir walaupun sejengkal dari bumi Palestina, karena itu bukan milik saya, tetapi milik umat Islam yang telah berperang dan mengorbankan darah untuk mendapatkannya... Sekiranya kamu membayar kepada saya dengan seluruh emas yang ada di atas muka bumi ini sekalipun, saya tidak akan izinkan kamu mengambil bumi Palestina''.
Gerakan Zionis tidak putus asa. Mereka coba menjalin kerjasama dengan Inggris yang masuk ke Palestina dengan tujuan untuk menjajah. Dalam masa penjajahan tersebut, Inggris membuka jalan masuknya pendatang Yahudi dan membuka lokalisasi ilegal untuk mereka.
Akhirnya pada 29 November 1947, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengumumkan pembagian Palestina kepada dua bagian. Satu untuk orang Arab dan satu lagi untuk membangun negara Israel.
Pada 1948, teroris Yahudi yang diketuai Perdana Menteri Menachem Begin, membunuh umat Islam di Diriasin, kebanyakan korbannya adalah wanita. Penduduk yang masih hidup diangkut dengan truk dan diarak di hadapan penduduk Yahudi dan dilempar dengan batu.
Ariel Sharon ketika menjabat menteri Pertahanan mengirim bala tentera ke selatan Lebanon untuk membunuh umat Islam Palestina yang menjadi pelarian di Sabra dan Syitilla. Selama tiga hari berturut-turut mereka membunuh umat Islam, tidak peduli orang tua, wanita, ataupun kanak-kanak, dengan jumlah korban yang jauh lebih besar yaitu sekitar 17.000 orang.
Kekejaman Sharon sampai ketahap pembunuhan kejam terhadap Syeikh Ahmad pada 2004 yang sempat menggegerkan dunia. Sejak tahun 20-an umat Islam di Palestina telah berjuang menentang penjajahan Inggris dan Yahudi. Banyak yang telah mati Syahid karena mempertahankan bumi tercinta dan martabat agama yang ternodai.
Persatuan yang telah terjalin antaraumat Islam saat itu berhasil mematahkan serangan tentara Yahudi. Namun, kemenangan tersebut tidak bertahan lama karena para pemimpin Arab mulai khawatir dengan kemampuan pasukan-pasukan relawan yang telah dibentuk. Merasa kedudukan mereka semakin terancam dengan kemunculan pejuang-pejuang Islam ini.
Para pejuang Muslim dipanggil pulang, kemudian dimasukkan dalam penjara. Ada juga yang dibunuh seperti Hassan Al-Banna dan Abdul Kadir Audah. Pemimpin Arab seterusnya menutup pintu perbatasan untuk menghalangi pejuang Islam menyeberang ke Palestina. Sampai hari ini tidak ada yang diizinkan membawa masuk bala bantuan kepada umat Islam yang tertindas di Palestina.
Peristiwa Palestin akibat perpecahan umat
Umat Islam gelisah melihat kekejaman Yahudi terhadap rakyat Palestin. Seluruh negara Islam menunjukkan sikap marah dan benci terhadap rejim Yahudi Ariel Sharon, yang terkenal sebagai pemimpin Yahudi yang ganas dan tidak berperikemanusiaan. Peristiwa yang berlaku di Palestin itu perlu dijadikan renungan oleh umat Islam. Sebagai umat Islam, peristiwa penyembelihan rakyat Palestin di Shatila dan Shubra sepatutnya dijadikan satu iktibar yang baik, yang boleh membangkitkan semangat perpaduan di kalangan orang Arab.
Israel adalah sebuah negara yang kecil, yang dikelilingi oleh negara-negara Arab dan Islam di Timur Tengah. Persoalannya, kenapa negara kecil itu begitu berkuasa dan berani menunjukkan keganasan terhadap rakyat Palestin, sedangkan mereka dikelilingi oleh negara-negara Arab?
Umat Islam dan negara-negara Arab hanya mampu untuk menunjukkan kemarahan mereka, dan meminta bantuan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu menyelesaikan masalah keganasan Yahudi. Kenapa umat Islam begitu lemah dan tidak berdaya untuk menghalang kuasa Yahudi bermaharajalela di tanah suci Baitulmaqdis?
Ini perlu dilihat dan dikaji mengikut perspektif ajaran Islam. Pengabaian terhadap ajaran al-Quran, hadis dan sejarah adalah antara faktor utama di mana umat Islam sering menjadi bahan persendaan masyarakat agama lain.
Faktor utama yang menggalakkan penindasan Yahudi terhadap rakyat Palestin ialah, kegiatan yang dilakukan oleh Yahudi terhadap rakyat Palestin tidak mendapat tentangan dunia Barat secara serius, malah sokongan Amerika Syarikat terhadap Israel telah bermula sejak Zionis bertapak di Jerusalem.
Sikap dan mentaliti masyarakat Arab juga merupakan salah satu faktor terpenting yang menyebabkan mereka mudah dipersendakan dan ditindas oleh Yahudi dan Amerika. Mereka kurang prihatin terhadap firman Allah dalam surah 42 (al-Syura) ayat 13 yang bermaksud;
"Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa iaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.''
Perkataan tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah, perlu dijadikan prinsip hidup umat Islam. Usaha untuk menyatupadukan masyarakat itu merupakan satu matlamat perjuangan hidup umat Islam. Tetapi malangnya, firman Allah dalam soal ini, tidak dihiraukan oleh umat Islam keseluruhannya.
Paling menyukarkan keadaan apabila umat Islam saling bertikai dan bermusuhan apabila keadaan keselamatan dan kedudukan mereka terancam. Peristiwa yang berlaku di negara Arab dan Palestin perlu dijadikan satu panduan hidup umat Islam keseluruhannya.
Dalam keadaan mereka ditindas oleh Israel dan Amerika, rakyat Palestin dan Arab berpecah-belah. Pembunuhan sesama sendiri sering berlaku. Perebutan kuasa sesama sendiri, bukan sahaja boleh menyebabkan keadaan menjadi lemah, malah ia juga menjuruskan kepada sistem perhambaan kepada Barat.
Pemimpin-pemimpin negara tersebut gemar menjadi boneka kepada Barat. Mereka tidak ada pendirian dalam menentukan dasar negara dan sistem pemerintahan yang mantap. Ini disebabkan oleh tahap penyalahgunaan kuasa dan rasuah berada dalam tahap yang tinggi. Oleh itu, mereka tidak prihatin terhadap kepentingan agama, masyarakat dan negara.
Sikap pemimpin mereka yang suka mengikut telunjuk dan arahan dari Barat jelas kelihatan dalam Perang Iraq-Kuwait pada 2 Agustus-8 November 1990.
Minyak adalah sumber kekayaan dan senjata utama negara-negara Arab. Sumber kekayaan yang dimiliki oleh mereka sudah cukup untuk memperkukuhkan kedudukan ekonomi dan kuasa mereka.
Sikap mementingkan kuasa, tanpa menghiraukan kepentingan ramai telah mendarah daging di hati negara Arab sehingga mereka berani berperang sesama sendiri, dan secara langsung menjemput Amerika dan negara Eropa lain menyertai peperangan membunuh sesama umat Islam. Ini merupakan satu sejarah hitam dalam negara yang kaya dengan sumber kekayaan asli. Peristiwa Perang Iraq-Kuwait berlaku adalah berkaitan dengan penentuan harga minyak.
Iraq meminta kerjasama dari Kuwait dan negara-negara Arab yang kaya supaya menaikkan harga minyak untuk membantu kedudukan ekonomi negaranya. Kejatuhan harga minyak ketika itu telah memberi satu tekanan yang hebat kepada kedudukan ekonomi Iraq.
Harga minyak dunia telah jatuh daripada AS$39-$40 dalam tahun 1980 kepada AS$18-$12 dalam tahun 1988. Menteri minyak Kuwait mahu menjual lebih banyak minyak dengan menurunkan harga, de-ngan tujuan untuk mendapat kekayaan secepat mungkin. Sedangkan Saddam Hussein mahu undang-undang lebih serius dalam menentukan harga minyak, dengan harapan harga minyak akan naik sehingga sekurang-kurangnya AS$25 satu tong.
Penurunan harga minyak memberi keuntungan kepada Amerika dan Israel, yang amat memerlukan minyak yang murah. Pada 17 dan 18 Julai 1990, Saddam secara terbuka menuduh Kuwait dan Emirat Arab Bersatu (UAE) membantu plot Zionis. Kuwait tidak memberi perhatian terhadap rayuan Saddam, dan meneruskan rancangannya menjual minyak dengan harga yang murah. Ini membangkitkan kemarahan Saddam lalu mengisytiharkan peperangan ke atas Kuwait.
Kekuatan Palestin dan negara Arab akan wujud jika mereka bersatu dan memperkukuhkan persaudaraan sesama sendiri. Sekarang mereka menjadi terlalu gelisah, dan hanya mampu menjerit dan berarak di jalan raya untuk mendapat simpati masyarakat luar.
Kekuatan tidak akan wujud jika tidak ada persediaan dan pakatan yang kukuh sesama mereka. Masyarakat luar sukar untuk menghulur bantuan jika masyarakat Arab membunuh dan tidak menjalinkan kasih sayang sesama sendiri. Mereka perlu amal konsep persaudaraan yang kukuh jika mereka ingin dihormati oleh orang luar dan digeruni oleh Israel.
Sikap negatif masyarakat Arab ini tidak perlu dijadikan sebagai corak hidup masyarakat dalam negara ini. Perasaan kasih sayang, hormat menghormati dan tolak ansur sesama sendiri perlu dijadikan sebagai prinsip hidup. Sikap membangkitkan semangat pergaduhan dan permusuhan itu adalah punca kepada kehancuran.
Peristiwa yang berlaku di Palestin dan negara-negara Arab, akibat daripada perpecahan umat perlu direnung oleh kesemua pergerakan Islam, politik dan masyarakat. Keamanan yang wujud dalam negara ini perlu dikekalkan supaya kita menjadi satu negara Islam yang dihormati. Pergaduhan, sikap memaki hamun dan menjerit dengan suara lantang bukan cara untuk menyelesaikan masalah. Perundingan, faham memahami dan rasional dalam pemikiran adalah satu cara yang baik untuk memajukan negara.